Bermula dari paksaan seorang kakak kelas yang sangat ku hargai, hormati dan sayangi. Seorang wanita yang lebih dulu berjilbab, lebih dulu mendalami islam dan partner Bendahara OSIS di SMA
"Pokonya kamu harus masuk KAMMI, luar biasalah, nanti tteh yang hubungi kaderisasi disana"
ujarnya
Akhirnya, semester 1 kuliah ku habiskan untuk mengikuti berbagai pengaderan di kampus bermula dari pengaderan organisasi dakwah di kampus, Himpunan sampai pada akhirnya KAMMI. Bila mereka punya cerita dengan kesan baik di DM 1 tapi tidak denganku. DM 1 bagiku memang bukanlah pengaderan biasa. Acara ini memang beda dengan acara LDKS OSIS, LDKM Rohis, LKM Himpunan atau Super Camp. Tiga hari dua malam memang bukanlah waktu yang singkat. Disana aku memahami tantang syumulyatul islam, pergerakan pemuda dan yang paling berkesan adalah ketika dikumpulkan di lapangan dan disanalah puncaknya. Sebuah ikrar atau janji yang bukanlah sekedar janji. Modal Juang yang tidak bisa dibeli oleh apapun. "Iman dan Ukhuwah". Saat itu aku mampu memaknainya namun setelah DM 1 ghiroh itu belum muncul dan aku lebih fokus pada dua tempat yaitu himpunan dan organisasi dakwah kampus.
Pertemua pertama setelah DM 1 adalah perkenalan ke-KAMMI-an. Entahlah masih belum sepenuh hati disana. Padahal hari itu adalah hari seharusnya aku bertemu seseorang yang sampai saat ini menjadi insipirasiku yaitu mentor MK ku Teh Erma. Namun, waktu itu aku belum berkesempatan bertemu dengannya, ketika aku tahu bahwa temanku beda MK denganku dan mentor MK temanku adalah kakak tingkatku yang sudah aku kenal lebih dulu timbul rasa malas untuk mengikuti kegiatan disana. Tapi, berselang beberapa hari muncul sms seseorang menanyakan hari untuk MK. Ya, teh Erma sms. Akhirnya kuputuskan untuk ikut MK, bagiku jadikan sebagai pengalaman saja. Pada awalnya, aku sudah membayangkan pasti seperti mentoring kaya biasanya. Walaupun aku sudah mentoring tapi kalau terlalu banyak mentoring memang pusing juga, pikirku. Tapi setelah datang ke Al-Furqan dan menunggu, terlihat seorang akhwat berjilbab biru yang sama-sama sedang memegang hp sepertiku. Sepertinya dia mentor MK ku. Lalu kami saling bertatap muka dan melempar senyum. Ku dekati dan memberikan salam.
"Assalamualaikum, teh erma yah?" tanyaku
"Iya, Maya?" Jawabnya
Dari pertemuan itu bermulalah rasa kagumku kepada KAMMI. Pertama MK adalah MK yang sangat berkesan bagiku. Mentorku cerdas dalam menyampaikan pesan, cara berbicaranya menginspirasiku dan caranya memberikan solusi sangat membantuku ketika dulu aku sedang mempunyai masalah Dia membuatku ingin terus MK. MK itu ditemani satu orang partner MKku yang sekarang menjadi saudari seperjuanganku di KAMMI, putri. Diskusi itu sangatlah menggugah hingga Magrib. dan berakhirlah MK pertamaku. Kemudian setelah MK pertama itu entah kenapa, tidak ada lagi MK selanjutnya mungkin dikarenakan Teh Erma sibuk dan sulit mencari irisan waktu selanjutnya. Waktu silih berganti, aku mulai merasa lelah dengan aktvitas organisasiku dan terpikir untuk melepas satu organisasi belum sempat memutuskan. Muncul sms penawaran untuk menjadi pengurus. Awalnya aku tidak menghiraukan itu, aku pikir aku hanya akan jadi anggota KAMMI biasa saja dan fokus di dua organisasi saja, namun muncul sms baru. Ya, sms dari teh erma, dia menanyakan apakah aku akan mendaftar jadi pengurus. Lalu saat itu sama sekali tidak ada keinginan untuk jadi pengurus dan kebetulan aku sedang tidak di kampus. Saat itu aku berdalih,
"Teh rumah maya jauh, jadi kayanya gak bisa kesana" kataku
kemudian dia menjawab
"Rumah tteh malah lebih jauh, sekarang tteh mau kesana, Ayo ke kampus aja san daftar jadi pengurus. Tteh tunggu"
Entah kenapa hati ini mau aja nurut apa kata teh erma, akhirnya dengan rasa agak sedikit terpaksa aku pergi menuju kampus. Sampailah di lantai 3 tempat pendaftaran dan wawancara pengurus.
Disinilah aku bertemu Teh Adinda untuk kedua kalinya karena dulu kami mengikuti DM bersama, ya partner ku di Departemen Pengmasy KAMMI 2012. Aku dan Teh Adin mengikuti wawancara untuk berada di Departemen Pengmasy. Saat itu, kami diwawancarai oleh teh restu (Bendahara KAMMI 2012), saat itu teh restu mengatakan bahwa kadeptnya tidak bisa hadir sehingga kami tidak tau calon kadept kami saat itu.
Selang beberapa hari, pengumuman penerimaan kepengurusan. Sesuai dengan kemauanku yaitu di Pengmasy. Namun, beberapa hari setelah wawancara aku berniat untuk mengundurkan diri untuk menjadi pengurus, Setelah muncul sms penerimaan jadi pengurus akupun mendiskusikan niatanku dengan Teh Erma, dan diapun memahami alasanku, mengijinkanku dan mengusulkan untuk mendiskusikan hal ini dengan Kadept Pengmasy. Tak lama, muncul sms untuk mengajak rapat perdana Pengmasy dari Kadeptku. Namun, tidak seperti Kadept kebanyakan, Kadeptku ini memulai dengan menanyakan kabar dan memperkenalkan diri via sms. Karena merasa tidak enak kalau menolak hadir untuk rapat akhirnya ku hadiri rapat pertama itu. Niatanku untuk melepas KAMMI memang tadinya akan ku sampaikan, namun entah mengapa rasanya berat untuk berkata hal itu kepada Kang Arif (Kadept Pengmasy). Aku berpikir, ini sebuah amanah kalau aku berhenti di tengah jalan berarti aku sudah melalaikan amanah dan mengingkari janjiku. Aku bertahan di Pengmasy saat itu namun niatanku untuk melepas KAMMI ku undurkan sampai amanahku sebagai PJ Qurban selesai di kepengurusan. Beberapa pekan aku menghadiri radept pengmasy, Kegiatan KAMMI yang aku hadiri hanyalah Radept. Ketika ada undangan MK klasikal atau kajian lainnya aku abaikan. Karena entah mengapa aku hanya merasa cukup mengerjakan amanahku saja. Dulu akupun tidak bisa menyempatkan untuk mengajar di Desbin, karena terlalu malam. Ketika ada peristiwa meninggalnya ayahku, teman-teman KAMMI pun datang di pagi hari untuk ta'ziyah. Barulah disana aku tau siapa kadeptku dan disanalah Teh anita partner di pengmasy yang selalu menindas kadep pengmasyku di radept, memberikan support yang luar biasa. Sangat terharu juga melihat kader2 KAMMI datang ke rumahku begitupun denga teh Erma yang sangat kutunggu2 kedatangnnya. Kemudian hari-haripun berlalu, Hubunganku dengan KAMMI hanya sebatas staf pengmasy dan Kadept. KAMMI itu hanya Pengmasy. Kajstra dll, tidak pernah aku berkecimpung di dalamnya bisa dikatakan aku tidak pernah merasakan kegiatan2 KAMMI selain Radept. Beberapa bulan berlalu aku dikejar2 dengan amanah menjadi PJ Qurban, sempet ribet ketika harus selalu mengingatkan kader untuk segera menabung untuk Qurban. Masih teringat, Postinganku di grup Kader KAMMI UPI hanyalah untuk mengingatkan kadept2 untuk menagih dana Qurban ke staf, Bermunculah komentar2 dari para petinggi dan demisioner, Kang Egi (Sekjend) yang saat itu aku tidak tau yang mana orangnya juga memberikan saran untuk penagihan qurban, bahkan namaku di mention di fb dan disinggunglah masalah Qurban. Ketika itu aku belum bisa memanage organisasiku, Qurban pun tidak terurusi dengan maksimal sampai2 Kang Ariflah yang turun tangan langsung. Tidak terasa Qurban dan BAKSOS tinggal beberapa hari lagi. Rapat kepanitiaan Baksos begitu gencar, disana turunlah sang Ketua Umum KAMMI UPI, Kang jul. Pencarian Dana terus digencarkan mendekati hari Baksos. Palapak, uang qurban dsb terus digencarkan. Koordinasipun semakin gencar, Disanalah mulai koordinasiku dengan petinggi2 Komsat Kg jul, kg egi, teh evi, teh erma.
Hari Qurban tiba, pertama kali aku menginjakan kakiku di Desbin. Di rumah Pak Asep dan Bu Asep. Pertama kalinya teh Adin memperkenalkanku pada anak-anak disana. Tidak seperti yang dibayangkan awalnya aku takut mereka tidak bisa dekat denganku, namun benar-benar sebuah kejutan hebat. Anak-anak itu cepat sekali dekat denganku, bahkan aku masih teringat dengan salah satu anak yang selalu mendekatiku Tiara namanya. Anak-anak disana menumbuhkan rasa cinta yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Ya, cinta Desbin. Dari sanalah tumbuh cinta kepada KAMMI. Bak seorang gadis yang sedang jatuh cinta, rasanya indah. Jika She bilang "baru tadi perkenalan tidak dulu jatuh cinta" maka bagiku jatuh cinta di hari pertama itu sebuah kenyataan. Dan tak cukup sampai di pagi itu, Qurban pun dilaksanakan di rumah Pak Asep, Ikhwan KAMMI memotong kambing dan mengurusi daging-dagingnya, sedangkan akhwat KAMMI di dalam rumah menyiapkan keperluan baksos dan meramu sebagian daging untuk dimasak. Siangnya kami semua turun ke setiap Rw untuk membagikan daging. Pengalaman yang luar biasa yang ku dapatkan disana, melihat warga dan anak2 disana serta turun langsung ke masyarakat. Selain itu, disini aku juga merasakan ukhuwah yang hangat. Meskipun disana akhwat angkatan 2011 hanya aku, tapi aku merasa tidak sendiri. Akang tteh disana sangat merangkul dan aku bertahan hingga sore di hari Qurban. Hari itu, aku juga mendapatkan diskusi yang membuatku semakin kagum dengan KAMMI, pengmasy dan desbin. Kuputuskan untuk melanjutkan amanahku di hari esok yaitu BAKSOS day.
Malam hari sebelum BAKSOS, aku dan teh adin disibukan dengan persiapan BAKSOS di sekre akhwat. Ketika Hari H qurban dan Baksos staf pengmasy yang tersisa dari akhwat hanya kami. Dari ikhwan ada kang Hilman dan kang arif. Selebihnya adalah kader2 luar biasa KAMMI yang membantu menyukseskan baksos dan qurban. Malam itu, kami menghabiskan waktu kami dengan belanja hadiah untuk perlombaan, membungkus kado dan packing sembako. Malam dan subuh yang cukup hebat, menyibukan namun menyenangkan. Kemudian pagi harinya, kami mempersiapkan keperluan baksos. Bulak-balik mesjid dan rumah pak asep. Sangat menghibur ketika melihat anak-anak di desbin tampil. Tiara pun memelukku dan aku sangat bahagia disana ketika ada satu orang anak yang bisa lebih dekat denganku. Disana rasanya sibuk sekali hingga aku memecahkan gelas pak asep karena tertendang ketika sedang membungkus sembako. Pembungkusan sembako pun dibantu oleh akhwat2 tangguh dan dua ikhwan KAMMI. Pembagian sembako adalah hal yang sangat hebat. Membagikan kepada warga itu benar2 luar biasa. Selain itu mengurusi panitiapun juga hal yang luar biasa. Lelah itu wajar namun tak sedikitpun aku merasa kesal bahkan aku senang bisa ke desbin dan menjadi panitia baksos dan qurban. Dua hari itulah permulaan cintaku tumbuh untuk KAMMI.
Usai BAKSOS namun Proker lain belum usai. Kepengurusan tinggal beberapa bulan lagi. Lalu datanglah proker Sekolah Negarwan, saat itu aku ingin memaksimalkan kerjaku di KAMMI dengan berusaha membantu proker2 lain semisal mendesign famflet SN dan sertifikat SN. Hadir disana. Ketika aku menghandiri SN, dibahaslah tentang kehumasan. Membuatku semakin tertarik untuk memajukan KOMSAT KAMMI UPI. Diskusi itu membuatku semakin ingin terus memberikan kontribusi untuk KAMMI. Selain itu aku semakin dekat dengan para petinggi KAMMI, sering diskusi dan mereka semakin merangkul ku untuk terus istiqomah di KAMMI. Mulailah aku aktif menghadiri agenda KAMMI termasuk menjadi delegasi kang arif di rapat pengurus inti. Disana aku mulai mengenal gaya pemikiran para petinggi. Hal yang hebat rasanya aku ingin terus disana dan mendengarkan diskusi mereka. Kadang tertawa dan kadng kagum dengan retorika mereka. Selain itu beberapa minggu kemudia, amanah baru datang yaitu DM 1 AKBAR. Aku diamanahi sebagai koordinator PDD disana. Sebagai seorang yang senang dunia desain grafis aku sangat senang diamanahi sebagai PDD namun cukup berat juga karena jadi koordinator. Aku pun harus mengadakan rapat koordinasi dan memanggil para staf PDD lainnya. Salah satu partner terbaikku di PDD adalah teh Ditta. Pertama aku mengenal dia lebih jauh adalah ketika bersama menjadi PDD di DM 1 AKBAR. Teh Ditta adalah sosok yang cerdas dan hebat serta sangat amanah, pekerjaan yang aku bebankan kepadanya, dia kerjakan dengan baik padahal dia lebih tua dariku karena dia angkatan 2008 dan aku 2011. Namun kami menjalin koordinasi dengan baik beberapa hari menuju DM. Perjuangan dan pengalaman yang lagi-lagi hebat, mengesankan dan tak terlupkan. Membuat dan memesan desain yang banyak dari famflet, sertifikat, syal, stiker, spanduk dsb. Pergi ke fotocopyan dan memperbanyak famflet, melakukan pemesanan syal dan stiker ke salah satu petinggi di organisasi dakwah kampus. Koordinasi yang xtra dengan ketum, kadept kaderisasi teh evi, ketuplak DM Tanala, teh lia dan semua kader2 KAMMI. Menunaikan target perekrutan kader KAMMI untuk di DMkan hingga dapat dua orang temanku. Pengalaman yang hebat, benar2 terasa perjuangan DM. Dan semua perjuangan itu berakhir di Puncaknya adalah Hari-H DM.
Puncak ini adalah yang paling atau mungkin tidak bisa dilupakan hingga kapanpun. Hari-H DM 1 AKBAR. Aku tidak pernah merasakan menjadi panitia harii-H karena ketika perjalanan kesana Allah mentakdirkanku untuk tidak pernah kesana. Di pertengahan jalan menuju tempat DM, di sore hari dengan hujan yang pelan. Aku terjatuh dari motor menabrak sebuah lubang entah batu, hingga tersungkur ke tanah. Saat berusaha berdiri, Darah sudah bercucuran di lengan dan bibirku. Saat itu aku tidak bisa membawa kembali motorku dan aku segera dilarikan ke klinik terdekat. Kecelakaan itu adalah puncak perjuanganku di DM 1 AKBAR, meski aku tidak merasakn hari-h namun perjuangan itu tetap terasa hingga detik ini. Allah telah menguji ku dan mengingatkanku atas semua dosa-dosa yang tak terasa telah aku perbuat. Aku yakin bahwa ini bukti kasih sayang Allah padaku.
Kecelakaan itu menimbulkan perhatian besar bagi para panitia DM dan kader KAMMI lainnya, begitupun dengan kadeptku yang di organisasi lain. Teh Evi dan Teh ditta bergegas datang ke klinik untuk menemaniku, mengurusiku dan mensuportku. Kang Arif dan Kang Egipun berada di klinik. Teh Risma dan teh tiarpun datang. Hari itu aku sudah merepotkan akang dan tteh. Maaf yaah :')
Mereka menemaniku baik di klinik, di perjalanan dan di rumah. Memberiku support. Disanalah ukhuwah yang memuncak, mereka tetap menemaniku padahal merekapun dibutuhkan di DM. Terima Kasih Akang dan Tteh. Kalian benar-benar memberikan arti ukhuwah yang sebenarnya. Setelah itu, beberapa hari kemudian kader KAMMI yang lain berdatangan. Teh Erma, teh evi, teh lia, teh adin, kang jul, kang arif. Tak cukup disitu sms2 support dan doapun terlontar dari kader KAMMI yang lain secra intensif bahkan kader KAMMI dari komsat lainpun menanyakan kabarku padahal tak sedetikpun kami bertemu bahkan berkomunikasipun tidak pernah. Namun persaudaraan di KAMMi itu seperti tidak dibatasi ruang dan waktu. Ukhuwah itu semakin dalam rasanya, karena terlalu dalam hingga tak terlihat ujungnya begitulah KAMMI hingga cinta itu tumbuh dan berkembang terus dan terus.Hingga mampu menggeser niatan yang dulu sempat terbesit namun sekarang niatan untuk melepas KAMMI itu terbuang jauh sudah.
Sejak saat itu kubulatkan tekad untuk tetap berada di KAMMI hingga detik ini masa kepengurusan baru. Meskipun sekarang aku tidak berada di departemen Pengmasy lagi (Hijrah ke Humas). Tidak akan pernah melupakan Teh Erma mentor MK ku yang selalu mensupport, memberi solusi yang jitu dan tak pernah bosan membalas smsku. Tidak akan pernah melupakan perjuangan dan kelelahan Kadept Pengmasy 2012 yang selau sabar, senyum dan berusaha selalu menyemangati staf2nya. Tidak akan pernah lupa partner terhebatku Teh Adinda yang selalu menemani langkah perjuangan di KAMMI UPI 2012. Pengmasy dan KAMMI 2012 adalah pengalaman terbaik yang pernah aku rasakan. Perjuangan selama satu tahun kepengurusan itu, membuatku merubah paradigmaku, merubah cara berfikirku, merubah kebiasaan burukku dan membuat aku lebih mengerti arti ukhuwah, kepemimpinan dan organisasi. Bertemu dengan mereka teh erma, teh adin, kang arif, kang egi, teh evi, kang jul, teh salma, hilman, tanala, teh lia, putri dkk adalah karunia terbesar terhebat yang tak akan pernah terlupakan dan harus disyukuri. Semoga aku dan teman2 lainnya tetap istiqomah disini dan diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke marhalah selanjutnya. Semakin cinta kepadaNya dan Thanks to Allah yang mentakdirkan aku untuk jatuh cinta pada jalan ini, ukhuwah ini dan yang pasti Love is KAMMI.