w

Perkenalan Terindah di JannahNya

Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”

Seperti biasa hari ini saya harus menulis sesuatu di blog. Menunggu jam-jam di larutnya malam. Tanpa sengaja melihat notification dan melihat suatu info di grup facebook. Sungguh tercengang, mendapat info bahwa ada salah seorang mujahid yang meninggal dalam sebuah kecelakaan. Mujahid Kaderisasi KAMMI TES 2014 telah meninggal dalam sebuah kecelakaan di Banjarnegara.
Awalnya tidak menyadari namun setelah direnungi, masya Allah. Saudara seperjuangan telah dijemput lebih dulu oleh Allah.
Kami tidak pernah bersua bahkan namanyapun baru terdengar hari ini. Namanya terdengar dalam suatu berita duka. Tak pernah sedetikpun bersua dengannya. Namun hati ini turut merintih mendengar dia pergi ke sisiNya.

Terbayang kita berada di posisi yang sama. Sedang semangat berjuang di KAMMI. Membangun Mimpi meraih Asa. Sedang menikmati ukhuwah bersama. Sedang "tersenyum" bersama pemuda yang mencintai perjalanan menuju keridhoanNya. Sedang "menari" dalam kenikmatan berjihad di jalanNya. Namun semua itu menghilang begitu saja. Mungkin Allah ingin menggantinya dengan kenikmatan yang jauh lebih hebat dibandingkan semua yang pernah almarhum rasakan.

Kita hanya bisa berdoa. Karena yang dibutuhkan dia hari ini adalah doa.

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memeroleh kebaikan, mereka mengatakan, ‘Ini adalah dari sisi Allah,’ dan kalau mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan, ‘Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad).’ Katakanlah, ‘Semuanya (datang) dari sisi Allah.’ Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?” (QS an-Nisaa` [4]: 78)

Mari bermuhasabah sejenak. Saudara kita tanpa kita kira ternyata lebih dulu meninggalkan kita. Tak sedikitpun terbesit di pikiran kita semua itu bisa terjadi. Dia masih begitu muda, masihlah banyak langkah yang dia mampu tunaikan. Namun siapa yang tau umur manusia? hanya rahasiaNya.
Begitupun kita, semua yang terjadi hari ini harusnya membuat kita lebih memaknai anugrah kehidupan dari Allah. Kita tak akan pernah tau kapan Allah memanggil kita. Maka sudah sejauh mana persiapan kita untuk menghadapNya. Sedangkan kematian itu bisa tiba-tiba tanpa bisa kita rencanakan. Sungguh di setiap detik ini pastilah masih banyak dosa yang menyisa.Lantas kita membiarkan atau bahkan menumbuhkan dosa2 itu? Hanya orang merugi yang melakukan itu.
Mari selalu persiapkan diri ini untuk menghadapNya. Persiapkan yang terbaik seolah-olah kita akan menghadapi ujian yang sulit. Persiapkan dengan baik seolah-olah kita akan meninggal 1 jam kemudian. Selalu berdoa kepadaNya agar kita dijauhkan dari siksaNya dan didekatkan denganNya.

Saudaraku, meski kita tak pernah bersua. Namun dirimu hari ini benar-benar memberikan arti bagi semua orang yang merenunginya. Dirimu mengingatkan kami akan kematian yang datang tiba-tiba. Mengingatkan kami bahwa setiap detik kami haruslah hanya untuk beribadah padaNya. Kami ada di posisimu hari ini yang sedang menikmati perjuangan dakwah. Namun kami sering lupa bahwa kami pun akan dijemput olehNya cepat atau lambat. Kapanpun itu, kami harus memastikan bahwa kami harus meninggal dengan khusnul khotimah.

Saudaraku, meski kita tak pernah bersua. Allah telah menyambungkan hati kami dan dirimu. Sehingga sebagian dari kami ikut menangis, bersedih atas kepergianmu. Namun semua ini adalah fitrahNya saat kita kehilangan seseorang yang kita cintai maka hati ini akan merasa kehilangan.

Saudaraku, meski kita tak pernah bersua. Allah telah mengikat hati-hati kita. Sehingga perasaan cinta pada saudaranya tumbuh dan tersembunyi. Perasaan cinta itu muncul saat dirimu telah tiada di dunia. Sungguh indah skenarioNya. Menumbuhkan cinta di hati kami tanpa pernah bersua. Satu yang kami harapkan, Semoga Allah mempertemukan kita di JannahNya kelak lalu dirimu tersenyum dan menyapa kami. Dan kita berkenalan disana. Perkenalan terindah di JannahNya.

Selamat jalan akhi (Muhammad Bani Aryaguna), pastilah kami akan selalu mengingat kebaikanmu dan berusaha mendoakanmu di setiap waktu kami :')


“Dan sungguh jika kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan.” (QS Ali Imran [3]: 157)


Memahami Melengkapi

Sebuah keniscayaan bahwa setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan. Setiap orang itu unik. Mempunyai karakter khas dan pemikiran masing-masing.  Pada sebagian orang Perbedaan itulah yang terkadang mengganggu aktivitas bersama. Perbedaan karakter dan pemikiran biasanya adalah faktor yang menyebabkan kita sulit untuk dekat dengan orang yang kita anggap berbeda. Terkadang kita cenderung nyaman pada kondisi yang sama dan orang yang "sama" atau hampir "sama" dengan kita. Hal ini yang menyebabkan seseorang sulit untuk bersikap bijak dalam situasi sosial. Jika kita lebih menyukai lingkungan yang nyaman dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dengan kita maka itu hanya akan menjadikan kita eksklusif di mata orang lain. Kita tidak akan pernah berkembang jika kita hanya bergabung dengan orang-orang yang memilki karakter yang hampir sama dengan kita. Namun hal ini tidak akan membuat kita bijak dalam menjalani hidup karena pada dasarnya manusia diciptakan untuk melengkapi satu sama lain. Bukankah hawa diciptakan oleh Allah untuk melengkapi Adam. Begitupun kita, jika kita hanya disibukan untuk mencari kecocokan satu sama lain maka ketika ada satu perbedaan akan memberikan umur suatu hubungan baik persahabatan maupun keluarga menjadi lebih pendek karena satu sama lain akan sibuk memperdebatkan perbedaan satu sama lain.

Sedangkan, suatu perbedaan haruslah menjadi suatu tantangan agar kita bisa lebih memahami perbedaan tersebut. Hal yang kita anggap suatu kekurangan bisa jadi itu adalah poin perbedaan antara kita dengan orang lain. Suatu perbedaan tercipta adalah agar satu sama lain saling melengkapi sehingga perbedaan itu menjadi suatu jembatan ukhuwah.

Memahami karakter seseorang memang bukanlah hal yang mudah namun dengan belajar pasti kita akan mampu memaknai hal yang bernama memahami. Memahami seseorang adalah salah satu cara melatih kesabaran dan kepekaan hati. Memahami membuat kita lebih berpikir positive pada orang lain. Memahami membuat kita terus berusaha untuk selalu melengkapi kekurangan orang lain.

dalam aturannya mengenal terlebih dahulu kemudian memahami. Biasanya dalam tahap mengenal pun kita belum selesai sehingga sulit jika kita ingin naik jenjang menuju memahami. Dalam mengenal kita coba mengetahui berbagai karakter orang lain. Kemudian ketika kita melihat kekurangannya maka kita mencoba memahami sikap tersebut bahkan kita mencoba untuk melengkapi kekurangan itu dengan kebaikan kita.
Memahami memang bukan perkara yang mudah namun memahami memang perlu dilatih karena memahami bagian dari kesabaran. Kesabaran menghadapi karakter seseorang khususnya karakter yang kurang baik.

Kesabaran akan diuji oleh manusia itu sendiri. Tapi Allah memerintahkan kita untuk memelihara tali persaudaraan:

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al Hujurat: 10)

Jelas perintah diatas. Maka bagaimanapun sifat kerabat atau teman kita. Cobalah untuk BELAJAR memahami karakter tersebut dan melengkapinya dengan kesabaran kita.

Kesabaran butuh dilatih dan memahami butuh diasah. Kuncinya:
1. Berdoa dan mendoakan saudara kita
2. Husnudzon pada saudara kita
3. Ingat kebaikan saudara kita
4. Meminta maaf terlebih dahulu 
5. Bangun kedekatan hati

walahuallambissawab

Ketenangan dalam Kesabaran

Kesabaran adalah sebuah kata yang mudah diungkapkan. Terkadang kata sabar dengan mudah kita lontarkan pada sahabat atau kerabat yang sedang kesusahan. Sabar adalah kata awal yang kita persembahkan bagi orang yang terkena ujian.

Ketika mendengar kata sabar dari saudara kita terkadang hanyalah sebuah angin lalu. Kesedihan tetap menaungi diri. Padahal jika kita memaknai kata sabar itu dan benar-benar memasukannya dalam hati sungguh ada ketenangan dalam suatu kesabaran.

Ujian adalah suatu karantina Allah bagi kita untuk melatih suatu jurus yang bernama kesabaran. Semakin banyak dan semakin besar Allah menguji kita maka akan semakin terlatihlah kesabaran pada diri kita. Tergantung dari cara kita memaknai suatu masalah. Kesabaran itu banyak dapat berupa kejadian/musibah bisa jadi karena sifat/karakter seseorang.

Baik musibah atau karakter seseorang tentu kita harus dengan sabar menghadapinya. Sabar jika musibah itu melanda keluarga. Dengan tetap tegar dan bersyukur pada Allah atas apa yang telah Ia berikan. Sabar pula menghadapi karakter orang lain, yang mampu melatih kita untuk memahaminya lebih dalam. Setiap orang itu unik maka jangan jauhi mereka yang membuatmu merasa tidak nyaman, namun coba pahami kekurangan mereka dan lengkapi.

Sabar itu butuh latihan. Kesabaran itu akan tercipta dengan sendirinya ketika kita lebih bijak dalam menghadapi suatu permasalahan apapun itu. Baik yang besar maupun kecil. Kesabaran itu ketika kita memaksa sisi egois kita terlelap dalam tidurnya. Kesabaran itu ketika kita membangunkan sisi positif thinking kita untuk muncul lebih dulu. Kesabaran itu ketika perkataan yang menyakitkan menjadi metode muhasabah, motivasi dan inspirasi bagi hidup kita. Kesabaran itu ketika kita mampu menunjukan bahwa kita bukan orang yang "lemah" hatinya namun kita akan menunjukan sisi kuat kita dan menjadi inspirasi bagi orang lain.

Sabar membawa kita pada arti ketenangan yang sebenarnya, Allah menjawab itu dalam surat:

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan solat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” – [Al-Baqarah:153]


Lantas ketika Allah Sang Pencipta sudah bersama kita, apalagi yang kita harapkan? selain terus mendapatkan belaian cinta dariNya. Hingga ketenangan itu hal yang mudah bagiNya. Karena Allah hanya ingin kita mengingatnya dalam setiap waktu, menjadikanNya tempat mengadu, Allah begitu merindukan kita dan begitu mencintai kita melebihi apapun.
 Maka dengan kesabaran yang tak berkesudahanlah kita bisa bersama Kekasih Paling Mulia yaitu Allah SWT.

Jangan pernah menyerah pada suatu cobaan. Jangan menjauh dari ujian dan jangan menyerah untuk mengejar kesabaran. Karena dengan kesabaran membuat kita lebih dekat denganNya. Maka kita akan Tenang dalam Kesabaran.

Ya Allah jadikan kami kekasihMu yang akan selalu mencintaiMu, bergetar mendengar namaMu dan selalu mengingatMu di setiap waktu.

“Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat sekali kecuali bagi orang yang khusyuk.” – [Surah al-Baqarah:45]



Walahuallambissawab

"Luka" harus segera disembuhkan [Kinetika Hati]

Setiap orang pasti pernah terluka, entah itu terluka karena terjatuh atau kecelakaan. Terluka fisik memang sakit secara fisik dan akan segera sembuh jika kita dengan cepat dan tepat mengatasinya. Ketika terluka pastilah kita akan segera mengambil tindakan untuk menyembuhkannya. Kita akan berusaha membersihkannya dengan cairan antiseptik untuk luka atau dengan air hangat kemudian kita akan tetesi dengan betadine atau obat merah lalu kita akan tutup dengan plester atau perban agar tidak terkena debu atau kotoran yang dapat menginfeksi luka tersebut. Jika kita biarkan maka luka itu akan mudah terinfeksi dan akan mengakibatkan luka yang menganga dan semakin besar serta akan menimbulkan penyakit kulit lainnya yang akan berdampak buruk bagi kesehatan. Begitulah sejatinya luka secara fisik.

JIka itu luka secara fisik lantas bagaimana jika luka itu adalah luka secara batin? atau luka ini lebih sering dikenal dengan sebutan sakit hati. Pasti akan banyak sekali yang bilang bahwa luka ini adalah luka yang sangat sulit untuk disembuhkan, luka yang sulit untuk ditutup bahkan kita bangga dengan "penyakit" ini dan membiarkannya lama menganga. Terkadang kita mengakui bahwa kita sulit untuk sembuh dari "luka". Namun kita menyadari secara pasti dengan akal kita bahwa menyimpan "luka" itu adalah suatu hal yang salah. Namun apadaya bisa jadi kita kalah dengan rasa egois kita ataukah mungkin kita kalah dengan luka yang mulai terkena "infeksi" sehingga kita lebih "bahagia" menaruh luka dan merawatnya hingga "virus" itu datang dan mampu "mematikan" hati kita.

Tak ada seorang pun yang menginginkan sakit hati, saya yakin semua akan berdalih sama namun saya yakin tak ada satu orangpun yang belum pernah merasakan "luka" semacam ini bahkan ada yang setiap hari merasakannya. Namun tidak ada luka yang tak mampu disembuhkan.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari shahabat Abu Hurairah  bahwasanya Nabi  bersabda,
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شَفَاءً
“Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya”

Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah  dia berkata bahwa Nabi  bersabda,
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)


Saya memaknai hadist di atas bukan sebatas pada penyakit fisik atau lahiriah namun juga penyakit batin atau "sakit hati". Maka sakit hati inipun bisa disembuhkan namun cepat atau lambatnya tergantung pada diri kita. Atau dalam bahasa kimia "kinetika" hati yang harus kita jadikan variabel kontrol.

Pada dasarnya sama saja ketika kita terluka fisik maka kita bergegas untuk mengobatinya, maka luka hatipun haruslah sama diawali dengan diri kita yang punya tekad untuk bergegas menyembuhkannya. Satu hal yang harus ditekankan adalah TEKAD kita yang sungguh-sungguh. Dalam proses ini kita harus mengikuti suatu mekanisme yang baik. Mekanisme yang harus dilakukan yaitu kita harus melawan bisikan syetan yang ingin tetap membiarkan luka ini terus terbuka.

Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari jin dan manusia’.” (QS. An-Nas: 1-6)

1. Mengingat Kekasih yang paling Mulia

Dalam mengatasi setiap problematika yang menyangkut hati maka Allah memberikan fasilitas yaitu berdzikir kepadaNya.

Allah SWT berfirman:
الذين امنوا وتطمئن قلوبهم بذكرالله.ألا بذكرالله تطمئن القلوب Ѻ  الذين امنوا وعملوا الصالحات طوبى لهم وحسن مأّب Ѻ
” (Yaitu)orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.ingatlah,hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.orang – orang yang beriman dan beramal sholeh,bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.”(QS.Ar-ra’d:28-29)
Begitulah Allah mencintai hambaNya hanya dengan mengingatNya maka hati menjadi lebih tenang dan tentram sehingga akan muncul kebahagiaan bila kita dekat denganNya. Kekasih yang paling mulia tentulah Allah yang mampu memberikan rasa aman, tenang, nyaman dan kebahagiaan yang hakiki. Hanya Allah dengan kehendakNyalah rasa sakit yang melukai hati akan sembuh.


2. Mengingat Kebaikan dan berhusnudzon pada saudara kita

Masalah hati tak lepas dengan masalah antar manusia bahkan dengan saudara seiman baik itu keluarga, kerabat maupun sahabat.
Jika kita tetap membiarkan luka kita tanpa bertekad bergegas menutupnya maka luka itu akan menghasilkan penyakit baru. "Penyakit Hati" seperti dendam, dengki, kebenciaan, berprasangka buruk (suudzon), memaki-maki bahkan mendoakan yang buruk untuk saudara kita. Nauuzubillahimindzalik,,,jika kita pernah berbuat seperti itu perbanyaklah istighfar dan memohon ampunan pada Allah atas perbuatan dan ucapan yang salah itu.
Maka obat selanjutnya adalah mengingat-ngingat semua kebaikan saudara kita dari yang terbesar sampai kebaikan yang terkecil. Jika biasanya kita membesar-besarkan masalah yang kecil. Maka kali ini kita harus membesar-besarkan kebaikan yang kecil dan mengecilkan kesalahan saudara kita. Masalah kesalahan dan dosa biarlah menjadi urusanNya. Kita tidak berhak menghakimi manusia diluar yang telah ditentukan oleh hukumNya.
Dengan begitu biasanya kita akan menyadari bahwa kesalahan saudara kita jauh lebih sedikit dibanding kebaikannya, maka kesalahan itu akan samar-samar terlihat dan tertimbun oleh kebaikan-kebaikan saudara kita.

Ada peribahasa yang mengatakan "lidah lebih tajam dari pedang" dan pada dasarnya rasa sakit hati biasanya muncul dari luka yang disayat oleh "lidah". Perkataan saudara kita yang pada awalnya kita "mengira" itu adalah suatu perkataan yang menyakitkan maka kita ubah itu menjadi suatu "kritik" yang membangun, memotivasi, menjadi bahan introspeksi (muhasabah) bahkan jadikan inspirasi. Bila perlu kita pajang kata-kata kritikan itu untuk menjadi inspirasi di setiap hari sehingga kita lebih sering bermuhasabah diri daripada memaki-maki atau "ngedumel" perkataan saudara kita. Berhusnudzon pada saudara kita, bahwa perkataan tersebut adalah tanda kasih sayang saudara kita dalam bentuk mengingatkan. 

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain”. (QS. Al-Hujurat, 49 : 12)

Mari kita berprasangka baik pada saudara kita yang memang sangat hobi mengkritik diri kita hingga kadang membuat kita jengkel atau sakit hati. Mulai merubah paradigma itu dan jadikan perkataan saudara kita itu merupakan niatan baiknya untuk selalu mengingatkan kita.

3. Bersabar, Tegar dan Bijak
Bagi aktivis ketiga hal ini pastilah sering kita ungkapkan. Sebatas diungkapkan dan lupa mengaplikasikannya dalam keseharian apalagi saat tertimpa masalah. Lupa melatihnya. Tentu saja hanya orang-orang tertentu yang mampu mengaplikasikan ini. Orang-orang yang memang terlalu sering menghadapi masalah. Karena ada dua pilihan dalam menghadapi masalah yaitu lari atau hadapi. Orang yang lari dari masalah maka dia akan menjauh dari masalah bisa dengan mengasingkan diri dan keluar dari komunitasnya secara permanen, atau yang lebih parah gangguang jiwa bahkan bunuh diri. Orang yang menghadapi masalah dia akan berusaha menyelesaikannya, mencari solusinya dan dia akan mampu melewati masalah tersebut. Memang terkadang bagi beberapa orang butuh menyendiri untuk menenangkan diri namun orang yang survive dengan masalah dia akan bergegas menyembuhkan dirinya dan segera menyelesaikan masalahnya.
Orang yang terlalu sering menghadapi masalah atau ujian dari ujian kecil hingga  besar dan dia selalu menyelesaikan masalahnya hingga ke level tertinggi itulah orang yang terus melatih kesabaran, ketegaran dan kebijaksanaan dalam menghadapi suatu masalah. Orang yang tertimpa ujian dan orang yang melihat ujian tersebut akan memiliki persfektif yang berbeda dalam menanggapi ujian tersebut. Bagi yang tertimpa dia akan memaknai setiap"komponen" masalahnya dan bagi yang melihat dia hanya akan memaknai sebagian "komponen" saja. Sehingga orang yang melihat akan mempelajari sebagian saja dari yang mengalami. Maka pepatah "Learning by doing" itu sejalan dengan cara kita menyelesaikan dan memaknai suatu masalah.
Orang yang pernah mengalami masalah yang lebih besar akan cenderung lebih memahami dengan masalah yang lebih kecil dalam skalanya.
Maka biasanya dia akan lebih bijaksana dalam menghadapi masalah lain yang menimpanya.
Karena dia terus dilatih dengan ujian. Maka Allah pun tidak salah terus melatih hambaNya yang Dia cintai agar bisa bersabar, tegar dan bijak.



"Apakah menusia mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan : “kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji lagi ?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka dan
benar- benar Allah mangetahui orang-orang yang benar dan mengetahui
pula orang- orang yang dusta."
Al-Ankabut : (29 ayat 2-3)


Sahabat Rasul Ali bin Abi Tholib mengatakan
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran"

dalam firman-Nya. Allah berjanji :“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak terhingga).” (QS. Az Zumar: 10)

"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan" (Ali Imran: 186)

Itulah Tiga mekanisme untuk mengontrol "kinetika" hati.
Lantas masihkah kita mengeluh dengan masalah yang kita hadapi? Masihkan kita menyimpan setitik kebencian pada kelalaian lidah atau perbuatan saudara kita yang masih bisa kita selesaikan dengan cara yang baik? Atau masihkan kita angkuh dengan diri kita?

Allah sungguh Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tak ada satupun penyakit yang tak mampu disembuhkan kecuali penyakit tua dan kematian. Begitupun penyakit hati. Maka niatkan, tegaskan dalam hati bahwa kita akan bergegas menyembuhkan luka hati ketika muncul dan tidak akan mebiarkannya menganga bahkan terinfeksi. Karena yang akan menginfeksinya adalah virus yang paling ganas yaitu makhluk paling jahanam yaitu Syetan.

Mari selamatkan hati kita. Kebahagiaan itu ketika Iman dan Ukhuwah terjaga. "Mengalahlah" untuk menang.  Menang dari syetan yang mengingingkan kita kalah dengan rasa benci dan dendam.

Dalam lagunya Opick
Obat hati ada 5 perkara : 1. Baca quran & maknanya, 2. Sholat malam dirikanlah, 3. Bertemanlah dengan orang sholeh, 4. Perbanyaklah berpuasa, 5. Perbanyaklah bersedekah.

walahuallam bissawab

Pemuda PEMBANGUN Peradaban

Oleh: Maya Kusdiantini (Staf Humas KAMMI UPI)

sumber gambar: algheraze.blogspot
                 Jika membayangkan kata peradaban lantas apa yang tersirat dibenak kita?.  Berbicara peradaban maka kita mulai berbicara SDM (Sumber Daya Manusia). Untuk membangun sebuah peradaban yang madani tentu dibutuhkan kualitas SDM yang baik maka SDM yang baik tentu tak lepas dari hasil produksi Pendidikan. Bagi mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan tentu sudah tidak asing lagi dengan kata ini dan sudah lebih memahami makna dan tujuan pendidikan itu sendiri. Sekilas saya bahas salah satu pengertian Pendidikan. “Pendidikan adalah  usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan  proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. (UU RI No.  20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1) . Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan dengan pendidikan seorang manusia mempunyai potensi besar untuk memiliki kualitas terdidik sehingga bisa menjadi manusia yang berguna. Jika manusia memiliki kualitas terdidik seperti kriteria yang disebutkan dalam Undang-undang maka Negara tentunya akan memiliki SDM yang berkualitas dan negeri ini bukan lagi menjadi Negara berkembang namun menjadi Negara maju. Pertanyaannya, apakah memang sudah terealisasikan hal tersebut? Dengan melihat berbagai fakta krisis pendidikan di negeri ini? Ambilah, Salah satu contoh kasus yang hangat saat ini adalah carut marut UN dan pergantian kurikulum 2013. Pihak pro dan kontra dari kalangan birokrat, guru, mahasiswa, warga terus memperdebatkan hal ini namun seperti kasus-kasus sebelumnya yang melebur dan tidak pernah usai layaknya cuplikan film yang bertuliskan to be continue namun sayang belum selesai satu episode malah dimunculkan episode baru.  Masih adakah masalah pendidikan selain itu? Coba jawablah dengan hati dan pikiran anda.
               
                Sudah terbayangkah masalah-masalah itu? Lantas apa yang bisa kita perbuat setelah kita melihat fakta-fakta “kemiskinan pendidikan” di tanah air yang kita pijakan ini?. Ingatkah dulu ketika MOKA, kita dikenalkan dengan 3 peranan mahasiswa yaitu social control, iron stock dan agent of change maka sudah sepantasnya kita menyadari fitrah kita sebagai mahasiswa. Tidakkah terketuk hati kita ketika saudara-saudara kita diluar sana kehilangan hak nya untuk mengenyam pendidikan ataukah kita tega melihat anak-anak kita kelak terpuruk dalam pendidikan yang sudah tidak sehat bilamana mahasiswa saat ini hanya diam, tidak peduli dengan fenomena degradasi kualitas SDM pendidik di Indonesia. Mari maksimalkan peranan kita. Tidak cukup dengan kita hadir full time dalam setiap agenda kuliah, namun perlunya sejak saat ini kita mengasah hati dan pikiran kita atas permasalahan pendidikan yang terjadi hari ini. Bukankah fungsi kita adalah untuk menyelesaikan masalah rakyat? Bukan sekedar mengejar nilai, gelar, karir dan kedudukan. Sebagai calon pendidik maka sensitifitas terhadap permasalahan pendidikan sudah menjadi sebuah keharusan yang melekat dalam jiwa kita. Dan bukankah manusia yang paling baik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain?. Jangan sampai kita  menjadi bungkus snack kosong yang telah diproses dengan teknologi canggih namun tetap berakhir di tempat pembuangan sampah.
                
         Siapakah yang menculik Soekarno ke rengasdengklok dan memaksanya untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan? Siapakah yang menggulingkan tirani Soeharto pada era orde baru?. Jawabannya Mahasiswa. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang terkenal dengan kekritisan, kreatif, dan solutif. Maka peradaban ada di tangan mahasiswa dengan sikap kekritisannya terhadap berbagai permasalahan hingga memunculkan tekad untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan tindakan. Maka dengan visi yang sama yaitu membangun peradaban madani, mahasiswa mampu menjadi pembangun peradaban. Apalagi dengan status sebagai pendidik maka kita memiliki peranan yang cukup besar untuk mencetak SDM berkualitas yang mampu untuk menyulap negeri ini menjadi sepenggal firdaus hingga lahir SDM dari negeri yang siap berekspansi ke negeri lain untuk mewujudkan cita-cita membangun peradaban yang madani. Mari kita mulai hari ini dengan langkah paraktis. Mulailah dari membangun kekritisan terhadap isu-isu pendidikan di negeri ini minimal isu pendidikan di kampus sendiri, lalu munculkanlah budaya diskusi dalam forum kajian isu, bersama merumuskan solusi dan mulailah bersama bergerak dengan arah dan landasan yang benar dan terbaik. Selalu yakin bahwa setiap proses akan baik bila niat lurus dan setiap hasil akan baik manakala kita berdoa dan yakin kepada sang Pencipta. 
Siapa yang bisa menguatkan hati mereka (rakyat) dan membela hak mereka jika bukan kita (kaum intelektual). Ketika tidak ada lagi yang menyuarakan kepedihan rakyat kepada pemimpin di sana, maka berarti sudah tidak ada lagi pemuda.
Setiap muslim bersaudara dan dimanapun tempat mereka berada maka disana tanah air kita dan sudah sepantasnya kita membela mereka dimanapun mereka berada.
Anak-anak yang kelak kita lahirkan
Anak-anak yang kelak menjadi keturunan kita
Merekalah generasi masa depan
Maka mampukah kita melihat mereka dalam keterpurukan
Karena kelalaian kita dalam membenahi negeri hari ini
Generasi masa depan tergantung pada generasi sekarang
Bila kita mengecap pahitnya hari ini maka jangan biarkan pahit ini dikecap oleh anak-anak kita
Menyelamatkan anak-anak kita adalah Menyelamatkan generasi Masa Depan
Menyelamatkan generasi masa depan dimulai dari mengoptimalkan peranan kita sebagai mahasiswa
Kembali kepada fitrah mahasiswa yaitu kaum intelektual yang berkarakter, selalu bergerak dan berdedikasi untuk agama dan negeri ini
-maya kusdiantini-

Sepenggal Hikmah doa Rasulullah agar Umar masuk Islam


Oleh: Maya Kusdiantini
Sumber gambar: babarusyda.blogspot.com
                Kisah masuknya Umar (Amirul Mukminin) ke dalam Islam tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kisah yang patut jadi teladan bagi setiap muslim ini sangat menginspirasi. Sekilas saya ceritakan kembali kisahnya. Peristiwa Umar bin Khattab masuk Islam yaitu ketika dia mendengar saudara perempuan Umar dan suaminya telah masuk islam.  Lalu dia bergegas pergi ke rumah saudara perempuannya itu padahal pada awalnya dia hendak pergi ke kediaman Rasulullah untuk membunuhnya, tak sengaja dia mendengar Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan Al-Quran kepada keduanya. Ketika Umar masuk rumah mereka, Umar sangat marah namun karena melihat saudara perempuannya terluka akibat perbuatannya maka dia berdiam sejenak. Tanpa sengaja dia melihat kertas yang berisi surat Al-Quran, dia hendak melihat surat itu namun tidak diizinkan oleh adiknya sebelum ia berwudhu. Kemudian setelah berwudhu, Umar membaca surat tersebut yaitu penggalan surat Thaha. Hingga hatinya menjadi lembut dan tumbuhlah keyakinan bahwa Allah lah yang patut disembah dan Muhammad adalah utusan Allah.
                Sebelum Umar masuk Islam, Rasulullah pernah berdoa, 

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”.

Doa ini diungkapkan oleh Khabbab kepada Umar setelah melihat Umar yakin akan ke Esaan Allah di rumah saudarinya. Maka semakin kuatlah keyakinan Umar bin Khattab dan bergegas menemui Rasulullah untuk mengucapkan dua kalimat penakluk dunia yaitu Syahadat. Itulah sepenggal kisah masuknya sang Amirul Mukminin ke dalam Islam. 

                Pada setiap kisah pasti ada hikmahnya, maka dari kisah sang Amirul Mukminin masuk Islam kita bisa mendapatkan beberapa hikmah  yaitu:

1. Rasulullah yakin bahwa Allah akan lebih menguatkan Islam dengan seorang dari kaum Quraisy yang pada jaman itu masih dalam kekafiran. Maka Rasulullah merealisasikan keyakinannya kepada Allah dengan cara berdoa. Berarti doa adalah kunci yang sakti untuk mensukseskan dakwah Rasulullah.
2. Umar bin Khattab adalah seorang yang terkenal kuat, tegas dan berbadan tinggi besar. Hingga cukup ditakuti oleh kaumnya. Umar sempat bersikap kasar kepada kaum muslimin sebelum Umar masuk islam. Meski perangainya yang buruk ketika dalam kekafiran namun Allah berkehendak lain, ternyata Allah memilih Umar untuk membantu Rasulullah dalam perjuangan dakwah yang begitu sulit. Sehingga Umar masuk Islam dan berkorban jiwa dan harta untuk kemenangan dakwah.

Dari kedua hikmah tersebut tentunya kita bisa mendapatkan kesimpulan, Allah akan senantiasa mengabulkan doa hambanya yang yakin kepada Allah apalagi doa Rasulullah adalah untuk menguatkan dakwahnya. Maka pasti Allah akan menolong hambanya.


Allah SWT berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS. Muhammad: 7)

                Keyakinan adalah hal yang utama dalam berdoa, maka bila dicerna dengan logika seorang yang kasar dan sangat membenci dakwah Rasulullah mana mungkin mau menerima islam? Mengingat yang masuk islam sebelumnya adalah orang-orang terdekat Rasulullah dan Abu Bakar yang tidak menentang Rasulullah ketika berdakwah. Namun ternyata Allah berkehendak untuk membukakan pintu hatinya. Maka Umar senantiasa menemani Rasulullah dalam perjuangannya.
                Fenomena keraguan seorang aktivis dakwah inilah yang sering menjadi penghambat kesuksesan dakwah,

“Ah, si fulan sikapnya sangat arogan dan kasar susah untuk mendakwahinya!”

                Kalimat keputusasaan seperti ini yang wajib ditepis oleh seorang aktivis jika kita masih ingin memenangkan dakwah. Jangan pernah melupakan bahwa Allah adalah Maha Berkehendak. Jika Allah sudah berkehendak maka seorang yang sangat membenci Islam pun bisa berubah menjadi seorang yang mencintai Islam dan rela berkorban jiwa dan harta untuk kejayaan Islam. Tentunya kita sudah sering mendengarkan kisah muallaf dari kalangan ahli kitab dan misionaris lalu mereka menjadi seorang dai dan teguh pada Islam. Maka janganlah berputus asa, Allah selalu mengiringi perjuangan kita dan Allah Maha Melihat setiap usaha kita. Maka teruslah berdoa dan jangan melupakan doa. Doa itu senjata paling ampuh.
                Selain itu yakinlah kepada Allah bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk dakwah ini. Jadi jangan ragu bila kita mendoakan target dakwah yang dirasa sangat sulit untuk didakwahi apalagi target dakwah kita adalah sesama muslim. Teruslah mendoakannya dan yakin Allah akan memberikan jawaban terbaik atas doa kita dan Malaikat pun akan ikut mendoakan dan mengaminkan permohonan doa kita.

Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).

Walahuallam bissawab

Love is KAMMI

Bermula dari paksaan seorang kakak kelas yang sangat ku hargai, hormati dan sayangi. Seorang wanita yang lebih dulu berjilbab, lebih dulu mendalami islam dan partner Bendahara OSIS di SMA
"Pokonya kamu harus masuk KAMMI, luar biasalah, nanti tteh yang hubungi kaderisasi disana"
ujarnya
Akhirnya, semester 1 kuliah ku habiskan untuk mengikuti berbagai pengaderan di kampus bermula dari pengaderan organisasi dakwah di kampus, Himpunan sampai pada akhirnya KAMMI. Bila mereka punya cerita dengan kesan baik di DM 1 tapi tidak denganku. DM 1 bagiku memang bukanlah pengaderan biasa. Acara ini memang beda dengan acara LDKS OSIS, LDKM Rohis, LKM Himpunan atau Super Camp. Tiga hari dua malam memang bukanlah waktu yang singkat. Disana aku memahami tantang syumulyatul islam, pergerakan pemuda dan yang paling berkesan adalah ketika dikumpulkan di lapangan dan disanalah puncaknya. Sebuah ikrar atau janji yang bukanlah sekedar janji. Modal Juang yang tidak bisa dibeli oleh apapun. "Iman dan Ukhuwah". Saat itu aku mampu memaknainya namun setelah DM 1 ghiroh itu belum muncul dan aku lebih fokus pada dua tempat yaitu himpunan dan organisasi dakwah kampus.

Pertemua pertama setelah DM 1 adalah perkenalan ke-KAMMI-an. Entahlah masih belum sepenuh hati disana. Padahal hari itu adalah hari seharusnya aku bertemu seseorang yang sampai saat ini menjadi insipirasiku yaitu mentor MK ku Teh Erma. Namun, waktu itu aku belum berkesempatan bertemu dengannya, ketika aku tahu bahwa temanku beda MK denganku dan mentor MK temanku adalah kakak tingkatku yang sudah aku kenal lebih dulu timbul rasa malas untuk mengikuti kegiatan disana. Tapi, berselang beberapa hari muncul sms seseorang menanyakan hari untuk MK. Ya, teh Erma sms. Akhirnya kuputuskan untuk ikut MK, bagiku jadikan sebagai pengalaman saja. Pada awalnya, aku sudah membayangkan pasti seperti mentoring kaya biasanya. Walaupun aku sudah mentoring tapi kalau terlalu banyak mentoring memang pusing juga, pikirku. Tapi setelah datang ke Al-Furqan dan menunggu, terlihat seorang akhwat berjilbab biru yang sama-sama sedang memegang hp sepertiku. Sepertinya dia mentor MK ku. Lalu kami saling bertatap muka dan melempar senyum. Ku dekati dan memberikan salam.
"Assalamualaikum, teh erma yah?" tanyaku
"Iya, Maya?" Jawabnya
Dari pertemuan itu bermulalah rasa kagumku kepada KAMMI. Pertama MK adalah MK yang sangat berkesan bagiku. Mentorku cerdas dalam menyampaikan pesan, cara berbicaranya menginspirasiku dan caranya memberikan solusi sangat membantuku ketika dulu aku sedang mempunyai masalah Dia membuatku ingin terus MK. MK itu ditemani satu orang partner MKku yang sekarang menjadi saudari seperjuanganku di KAMMI, putri. Diskusi itu sangatlah menggugah hingga Magrib. dan berakhirlah MK pertamaku. Kemudian setelah MK pertama itu entah kenapa, tidak ada lagi MK selanjutnya mungkin dikarenakan Teh Erma sibuk dan sulit mencari irisan waktu selanjutnya. Waktu silih berganti, aku mulai merasa lelah dengan aktvitas organisasiku dan terpikir untuk melepas satu organisasi belum sempat memutuskan. Muncul sms penawaran untuk menjadi pengurus. Awalnya aku tidak menghiraukan itu, aku pikir aku hanya akan jadi anggota KAMMI biasa saja dan fokus di dua organisasi saja, namun muncul sms baru. Ya, sms dari teh erma, dia menanyakan apakah aku akan mendaftar jadi pengurus. Lalu saat itu sama sekali tidak ada keinginan untuk jadi pengurus dan kebetulan aku sedang tidak di kampus. Saat itu aku berdalih,
"Teh rumah maya jauh, jadi kayanya gak bisa kesana" kataku
kemudian dia menjawab
"Rumah tteh malah lebih jauh, sekarang tteh mau kesana, Ayo ke kampus aja san daftar jadi pengurus. Tteh tunggu"
Entah kenapa hati ini mau aja nurut apa kata teh erma, akhirnya dengan rasa agak sedikit terpaksa aku pergi menuju kampus. Sampailah di lantai 3 tempat pendaftaran dan wawancara pengurus.
Disinilah aku bertemu Teh Adinda untuk kedua kalinya karena dulu kami mengikuti DM bersama, ya partner ku di Departemen Pengmasy KAMMI 2012. Aku dan Teh Adin mengikuti wawancara untuk berada di Departemen Pengmasy. Saat itu, kami diwawancarai oleh teh restu (Bendahara KAMMI 2012), saat itu teh restu mengatakan bahwa kadeptnya tidak bisa hadir sehingga kami tidak tau calon kadept kami saat itu.
Selang beberapa hari, pengumuman penerimaan kepengurusan. Sesuai dengan kemauanku yaitu di Pengmasy. Namun, beberapa hari setelah wawancara aku berniat untuk mengundurkan diri untuk menjadi pengurus, Setelah muncul sms penerimaan jadi pengurus akupun mendiskusikan niatanku dengan Teh Erma, dan diapun memahami alasanku, mengijinkanku dan mengusulkan untuk mendiskusikan hal ini dengan Kadept Pengmasy. Tak lama, muncul sms untuk mengajak rapat perdana Pengmasy dari Kadeptku. Namun, tidak seperti Kadept kebanyakan, Kadeptku ini memulai dengan menanyakan kabar dan memperkenalkan diri via sms. Karena merasa tidak enak kalau menolak hadir untuk rapat akhirnya ku hadiri rapat pertama itu. Niatanku untuk melepas KAMMI memang tadinya akan ku sampaikan, namun entah mengapa rasanya berat untuk berkata hal itu kepada Kang Arif (Kadept Pengmasy). Aku berpikir, ini sebuah amanah kalau aku berhenti di tengah jalan berarti aku sudah melalaikan amanah dan mengingkari janjiku. Aku bertahan di Pengmasy saat itu namun niatanku untuk melepas KAMMI ku undurkan sampai amanahku sebagai PJ Qurban selesai di kepengurusan. Beberapa pekan aku menghadiri radept pengmasy, Kegiatan KAMMI yang aku hadiri hanyalah Radept. Ketika ada undangan MK klasikal atau kajian lainnya aku abaikan. Karena entah mengapa aku hanya merasa cukup mengerjakan amanahku saja. Dulu akupun tidak bisa menyempatkan untuk mengajar di Desbin, karena terlalu malam. Ketika ada peristiwa meninggalnya ayahku, teman-teman KAMMI pun datang di pagi hari untuk ta'ziyah. Barulah disana aku tau siapa kadeptku dan disanalah Teh anita partner di pengmasy yang selalu menindas kadep pengmasyku di radept, memberikan support yang luar biasa. Sangat terharu juga melihat kader2 KAMMI datang ke rumahku begitupun denga teh Erma yang sangat kutunggu2 kedatangnnya. Kemudian hari-haripun berlalu, Hubunganku dengan KAMMI hanya sebatas staf pengmasy dan Kadept. KAMMI itu hanya Pengmasy. Kajstra dll, tidak pernah aku berkecimpung di dalamnya bisa dikatakan aku tidak pernah merasakan kegiatan2 KAMMI selain Radept. Beberapa bulan berlalu aku dikejar2 dengan amanah menjadi PJ Qurban, sempet ribet ketika harus selalu mengingatkan kader untuk segera menabung untuk Qurban. Masih teringat, Postinganku di grup Kader KAMMI UPI hanyalah untuk mengingatkan kadept2 untuk menagih dana Qurban ke staf, Bermunculah komentar2 dari para petinggi dan demisioner, Kang Egi (Sekjend) yang saat itu aku tidak tau yang mana orangnya juga memberikan saran untuk penagihan qurban, bahkan namaku di mention di fb dan disinggunglah masalah Qurban. Ketika itu aku belum bisa memanage organisasiku, Qurban pun tidak terurusi dengan maksimal sampai2 Kang Ariflah yang turun tangan langsung. Tidak terasa Qurban dan BAKSOS tinggal beberapa hari lagi. Rapat kepanitiaan Baksos begitu gencar, disana turunlah sang Ketua Umum KAMMI UPI, Kang jul. Pencarian Dana terus digencarkan mendekati hari Baksos. Palapak, uang qurban dsb terus digencarkan. Koordinasipun semakin gencar, Disanalah mulai koordinasiku dengan petinggi2 Komsat Kg jul, kg egi, teh evi, teh erma.

Hari Qurban tiba, pertama kali aku menginjakan kakiku di Desbin. Di rumah Pak Asep dan Bu Asep. Pertama kalinya teh Adin memperkenalkanku pada anak-anak disana. Tidak seperti yang dibayangkan awalnya aku takut mereka tidak bisa dekat denganku, namun benar-benar sebuah kejutan hebat. Anak-anak itu cepat sekali dekat denganku, bahkan aku masih teringat dengan salah satu anak yang selalu mendekatiku Tiara namanya. Anak-anak disana menumbuhkan rasa cinta yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Ya, cinta Desbin.  Dari sanalah tumbuh cinta kepada KAMMI. Bak seorang gadis yang sedang jatuh cinta, rasanya indah. Jika She bilang "baru tadi perkenalan tidak dulu jatuh cinta" maka bagiku jatuh cinta di hari pertama itu sebuah kenyataan. Dan tak cukup sampai di pagi itu, Qurban pun dilaksanakan di rumah Pak Asep, Ikhwan KAMMI memotong kambing dan mengurusi daging-dagingnya, sedangkan akhwat KAMMI di dalam rumah menyiapkan keperluan baksos dan meramu sebagian daging untuk dimasak. Siangnya kami semua turun ke setiap Rw untuk membagikan daging. Pengalaman yang luar biasa yang ku dapatkan disana, melihat warga dan anak2 disana serta turun langsung ke masyarakat.  Selain itu, disini aku juga merasakan ukhuwah yang hangat. Meskipun disana akhwat angkatan 2011 hanya aku, tapi aku merasa tidak sendiri. Akang tteh disana sangat merangkul dan aku bertahan hingga sore di hari Qurban. Hari itu, aku juga mendapatkan diskusi yang membuatku semakin kagum dengan KAMMI, pengmasy dan desbin. Kuputuskan untuk melanjutkan amanahku di hari esok yaitu BAKSOS day.

Malam hari sebelum BAKSOS, aku dan teh adin disibukan dengan persiapan BAKSOS di sekre akhwat. Ketika Hari H qurban dan Baksos staf pengmasy yang tersisa dari akhwat hanya kami. Dari ikhwan ada kang Hilman dan kang arif. Selebihnya adalah kader2 luar biasa KAMMI yang membantu menyukseskan baksos dan qurban. Malam itu, kami menghabiskan waktu kami dengan belanja hadiah untuk perlombaan, membungkus kado dan packing sembako. Malam dan subuh yang cukup hebat, menyibukan namun menyenangkan. Kemudian pagi harinya, kami mempersiapkan keperluan baksos. Bulak-balik mesjid dan rumah pak asep. Sangat menghibur ketika melihat anak-anak di desbin tampil. Tiara pun memelukku dan aku sangat bahagia disana ketika ada satu orang anak yang bisa lebih dekat denganku. Disana rasanya sibuk sekali hingga aku memecahkan gelas pak asep karena tertendang ketika sedang membungkus sembako. Pembungkusan sembako pun dibantu oleh akhwat2 tangguh dan dua ikhwan KAMMI. Pembagian sembako adalah hal yang sangat hebat. Membagikan kepada warga itu benar2 luar biasa. Selain itu mengurusi panitiapun juga hal yang luar biasa. Lelah itu wajar namun tak sedikitpun aku merasa kesal bahkan aku senang bisa ke desbin dan menjadi panitia baksos dan qurban. Dua hari itulah permulaan cintaku tumbuh untuk KAMMI.

Usai BAKSOS namun Proker lain belum usai. Kepengurusan tinggal beberapa bulan lagi. Lalu datanglah proker Sekolah Negarwan, saat itu aku ingin memaksimalkan kerjaku di KAMMI dengan  berusaha membantu proker2 lain semisal mendesign famflet SN dan sertifikat SN. Hadir disana. Ketika aku menghandiri SN, dibahaslah tentang kehumasan. Membuatku semakin tertarik untuk memajukan KOMSAT KAMMI UPI. Diskusi itu membuatku semakin ingin terus memberikan kontribusi untuk KAMMI. Selain itu aku semakin dekat dengan para petinggi KAMMI, sering diskusi dan mereka semakin merangkul ku untuk terus istiqomah di KAMMI. Mulailah aku aktif menghadiri agenda KAMMI termasuk menjadi delegasi kang arif di rapat pengurus inti. Disana aku mulai mengenal gaya pemikiran para petinggi. Hal yang hebat rasanya aku ingin terus disana dan mendengarkan diskusi mereka.  Kadang tertawa dan kadng kagum dengan retorika mereka. Selain itu beberapa minggu kemudia, amanah baru datang yaitu DM 1 AKBAR. Aku diamanahi sebagai koordinator PDD disana. Sebagai seorang yang senang dunia desain grafis aku sangat senang diamanahi sebagai PDD namun cukup berat juga karena jadi koordinator. Aku pun harus mengadakan rapat koordinasi dan memanggil para staf PDD lainnya. Salah satu partner terbaikku di PDD adalah teh Ditta. Pertama aku mengenal dia lebih jauh adalah ketika bersama menjadi PDD di DM 1 AKBAR. Teh Ditta adalah sosok yang cerdas dan hebat serta sangat amanah, pekerjaan yang aku bebankan kepadanya, dia kerjakan dengan baik padahal dia lebih tua dariku karena dia angkatan 2008 dan aku 2011. Namun kami menjalin koordinasi dengan baik beberapa hari menuju DM. Perjuangan dan pengalaman yang lagi-lagi hebat, mengesankan dan tak terlupkan. Membuat dan memesan desain yang banyak dari famflet, sertifikat, syal, stiker, spanduk dsb. Pergi ke fotocopyan dan memperbanyak famflet, melakukan pemesanan syal dan stiker ke salah satu petinggi di organisasi dakwah kampus. Koordinasi yang xtra dengan ketum, kadept kaderisasi teh evi, ketuplak DM Tanala, teh lia dan semua kader2 KAMMI. Menunaikan target perekrutan kader KAMMI untuk di DMkan hingga dapat dua orang temanku. Pengalaman yang hebat, benar2 terasa perjuangan DM. Dan semua perjuangan itu berakhir di Puncaknya adalah Hari-H DM.

Puncak ini adalah yang paling atau mungkin tidak bisa dilupakan hingga kapanpun. Hari-H DM 1 AKBAR. Aku tidak pernah merasakan menjadi panitia harii-H karena ketika perjalanan kesana Allah mentakdirkanku untuk tidak pernah kesana. Di pertengahan jalan menuju tempat DM, di sore hari dengan hujan yang pelan. Aku terjatuh dari motor menabrak sebuah lubang entah batu, hingga tersungkur ke tanah. Saat berusaha berdiri, Darah sudah bercucuran di lengan dan bibirku. Saat itu aku tidak bisa membawa kembali motorku dan aku segera dilarikan ke klinik terdekat. Kecelakaan itu adalah puncak perjuanganku di DM 1 AKBAR, meski aku tidak merasakn hari-h namun perjuangan itu tetap terasa hingga detik ini. Allah telah menguji ku dan mengingatkanku atas semua dosa-dosa yang tak terasa telah aku perbuat. Aku yakin bahwa ini bukti kasih sayang Allah padaku.
Kecelakaan itu menimbulkan perhatian besar bagi para panitia DM dan kader KAMMI lainnya, begitupun dengan kadeptku yang di organisasi lain. Teh Evi dan Teh ditta bergegas datang ke klinik untuk menemaniku, mengurusiku dan mensuportku. Kang Arif dan Kang Egipun berada di klinik. Teh Risma dan teh tiarpun datang. Hari itu aku sudah merepotkan akang dan tteh. Maaf yaah :')

Mereka menemaniku baik di klinik, di perjalanan dan di rumah. Memberiku support. Disanalah ukhuwah yang memuncak, mereka tetap menemaniku padahal merekapun dibutuhkan di DM. Terima Kasih Akang dan Tteh. Kalian benar-benar memberikan arti ukhuwah yang sebenarnya. Setelah itu, beberapa hari kemudian kader KAMMI yang lain berdatangan. Teh Erma, teh evi, teh lia, teh adin, kang jul, kang arif. Tak cukup disitu sms2 support dan doapun terlontar dari kader KAMMI yang lain secra intensif bahkan kader KAMMI dari komsat lainpun menanyakan kabarku padahal tak sedetikpun kami bertemu bahkan berkomunikasipun tidak pernah. Namun persaudaraan di KAMMi itu seperti tidak dibatasi ruang dan waktu. Ukhuwah itu semakin dalam rasanya, karena terlalu dalam hingga tak terlihat ujungnya begitulah KAMMI hingga cinta itu tumbuh dan berkembang terus dan terus.Hingga mampu menggeser niatan yang dulu sempat terbesit namun sekarang niatan untuk melepas KAMMI itu terbuang jauh sudah.

Sejak saat itu kubulatkan tekad untuk tetap berada di KAMMI hingga detik ini masa kepengurusan baru. Meskipun sekarang aku tidak berada di departemen Pengmasy lagi (Hijrah ke Humas). Tidak akan pernah melupakan Teh Erma mentor MK ku yang selalu mensupport, memberi solusi yang jitu dan tak pernah bosan membalas smsku. Tidak akan pernah melupakan perjuangan dan kelelahan Kadept Pengmasy 2012 yang selau sabar, senyum dan berusaha selalu menyemangati staf2nya. Tidak akan pernah lupa partner terhebatku Teh Adinda yang selalu menemani langkah perjuangan di KAMMI UPI 2012. Pengmasy dan KAMMI 2012 adalah pengalaman terbaik yang pernah aku rasakan. Perjuangan selama satu tahun kepengurusan itu, membuatku merubah paradigmaku, merubah  cara berfikirku, merubah kebiasaan burukku dan membuat aku lebih mengerti arti ukhuwah, kepemimpinan dan organisasi. Bertemu dengan mereka teh erma, teh adin, kang arif, kang egi, teh evi, kang jul, teh salma, hilman, tanala, teh lia, putri dkk adalah karunia terbesar terhebat yang tak akan pernah terlupakan dan harus disyukuri. Semoga aku dan teman2 lainnya tetap istiqomah disini dan diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke marhalah selanjutnya. Semakin cinta kepadaNya dan Thanks to Allah yang mentakdirkan aku untuk jatuh cinta pada jalan ini, ukhuwah ini dan yang pasti Love is KAMMI.





Back to top